serba islam
Membina umat menuju Islam sejati
Ya Allah yang Maha Kuasa, jadikanlah tulisanku ini bermanfaat untuk kemaslahatan umat, jadikanlah ilmu ini sebagai pembangkit semangat dakwah kaum muslimin , penggugah gairah Jihad Fie Sabilillah, dan peningkat iman dan Taqwa pada-Mu.
Tampilkan postingan dengan label renungan islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan islami. Tampilkan semua postingan

Teladan untuk Pemimpin Bangsa 0

Rifan Firdhaus W | 20.24 | , , , , , , , , ,

renungan, pemimpinku, Indonesia,bahan renungan, hidayah allah, kisah para khalifah, kisah sahabat nabi muhammad saw, kisah sahabat rasul, Pembuktian Al-Qur'an, renungan, renungan islami, sahabat, sejarah khalifah bani umayyah
Mana Pemimpin Yang Amanah..?
Ketika itu makam Sulaiman bin Abdul Malik khalifah sebelum di diangkat berada tepat di depannya, dia membersihkan tangannya dari tanah dan debu. Pengangkatan Umar bin Abdul Azis ini adalah wasiat dari sang Almarhum Khalifah Bani Umayah, Baru saja dia berdiri Umar bin Abdul Azis mendengar suara ramai, kemudian dia spontan berkata "Ada apa?"

Pengawal dan pelayannya menjawab "Ini adalah kendaraan anda wahai Amirul Mukminin," kata mereka sambil jari telunjuknya menunjuk kendaraan mewah yang telah dkhususkan untuk Khalifah Bani Umayyah kedelapan tersebut.

Suaranya terdengar terbata-bata dan gemetar karena beliau kelelahan dan kurang tidur ketika beliau berkata "Apa hubungannya denganku? Jauhkanlah kendaraan ini, Semoga Allah memberkahi kalian." dia lebih memilih keledai yang menjadi tunggangannya selama ini dari pada kendaraan mewah yang telah disisapkannya.

Belum sampai beliau duduk, para pengawal khusus khalifah datang bergerombolan di belakang keledai sambil tangan mereka memegang tombak yang runcing seakan tombak tersebut siap untuk membunuh penghalang khalifah. Namun Umar malah sang khalifah tersebut malah berkata "Aku tidak membutuhkan kalian, aku hanyalah orang biasa dari kalangan kaum Muslimin, aku berjalan pagi hari dan sore hari sama seperti rakyat biasa"

Selanjutnya, Umar berjalan bersama orang-orang menuju masjid, orang-orangpun segera datang dari segala penjuru melihat khalifahnya datang, ketika mereka semua sudah berkumpul, Umar bin Abdul Azis berdiri seraya mengucapkan sholawat serta salam kepada para nabidan para sahabatnya, kemudian berkata dengan lantang “Wahai manusia, sesungguhnya aku mendapat cobaan dengan urusan ini (khilafah) yang tanpa aku dimintai persetujuan terlebih dahulu, memintanya ataupun dan bermusyawarah dulu dengan kaum muslimin.

Sesungguhnya, aku telah melepaskan baiat yang ada di pundak kalian untukku, untuk selanjutnya kalian pilihlah dari kalangan kalian sendiri seorang khalifah yang kalian ridlai.”

Lantas orang-orangpun berteriak dengan satu suara, “Kami telah memilihmu, wahai Amirul mu’minin dan kami ridla terhadapmu. Maka aturlah urusan kami dengan berkat karunia dan barakah Allah.”

Setelah semua diama, beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya sekali lagi dan bershalawat atas Muhammad, hamba dan utusan Allah.

Beliau mulai menganjurkan orang-orang supaya bertakwa, mengajak mereka supaya berzuhud dari kehidupan dunia, mensugesti mereka kepada kehidupan akhirat dan mengingatkan mereka kepada kematian dengan intonasi yang dapat melunakkan hati yang keras, menjadikan air mata durhaka bercucuran dengan deras dan keluar dari lubuk hati pemiliknya sehingga terpatri di dalam lubuk hati para pendengarnya.

Kemudian beliau meninggikan suaranya yang agak serak supaya semua orang mendengarnya,
“Wahai manusia barangsiapa yang taat kepada Allah, maka dia wajib ditaati. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah, maka tidak seorangpun yang boleh ta’at kepadanya. Wahai manusia, Taatilah aku selama aku menaati Allah dalam menangani urusan kalian. Jika aku bermaksiat kepada Allah, maka kalian tidak usah taat kepadaku.”

Kemudian beliau turun dari mimbar untuk menuju ke rumahnya dan masuk ke kamarnya. Beliau benar-benar ingin mendapatkan sedikit istirahat, setelah kelelahan yang amat sangat, semenjak wafatnya khalifah sebelumnya.

- - - - - | | | - - - - - 

Wahai saudaraku, beliau adalah salah satu sosok teladan bagi para pemimpin, Umar bin Abdul Azis lebih memilih keledai dari pada kendaraan mewah, beliau zuhud terhadap harta, dan amanah terhadap tanggung jawabnya, beliau menyeru kepada kepada kebaikan dan menjalankan amanahnya. Wahai saudaraku, mari kita berdoa bersama untuk negeri kita tercinta Indonesia, agar negri kita ini dipimpin oleh seorang seperti Umar bin Abdul Azis, yang zuhud dan amanah. Yang tidak tamak terhadap jabatan, namun menjalankan jabatan tersebut secara baik

 “Demi Allah swt, aku tidak sekali-kali akan menyerahkan sesuatu tugas kepada orang-orang yang datang memintanya atau mereka yang tamak terhadap jabatan itu”.
Al Hadits 

Penjara Dunia Muslim 0

Rifan Firdhaus W | 20.23 | , , , , , , , ,

Pada suatu hari, hakim besar Mesir Ibnu Hajar namanya, melewati seorang Yahudi penjual minyak yang pakainnya kotor. hakim besar tersebut menaiki kereta yang ditarik oleh kuda-kuda dalam sebuah arak-arakan. Melihat hal tersebut, Yahudi itu berkata pada Ibnu Hajar "Sesungguhnya nabi kalian berkata: 'Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir' [HR. Muslim]. Namun kenapa engkau sebagai muslim menjadi seorang hakim besar di mesir, dalam arak-arakan yang mewah dan dalam kenikmatan seperti ini, sedangkan aku yang kafir dalam penderitaan yang seperti ini?"

Ibnu Hajar menjawab dengan tenangnya "aku dengan kemewahanku dan kenikmatanku ini bagaikan neraka jika dibandingkan dengan kenikmatan surga di akhirat, sedangkan engkau dengan penderitaan dan kesengsaraanmu itu bagaikan surga jika dibanding dengan penderitaan dan kesengsaraan di neraka"

Yahudi tersebut kemudian langsung mengucapkan 2 kalimat syahadat mengakui bahwa Allah adalah tuhannya dan Muhammad sebagai utusan Allah tanpa berpikir lebih jauh lagi.

- - - - - - - | | | - - - - - - -

Sesungguhnya nabi kalian berkata: 'Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir'
[HR. Muslim]

Ditulis Dengan Mengharap Ridho Allah 

Tahun baru penuh hikmah? 0

Rifan Firdhaus W | 04.07 | , , ,

Suatu hari seorang anak dan ayahnya mengunjungi pemakaman kakek si anak, mereka berdua berangkat menggunakan mobil mewah ditengah perumahan mewah, setelah sampai di kuburan mereka berdua turun di atas tanah merah kuburan kemudian mereka langsung menuju pemakaman kakek si anak.

"Pa kenapa sih pa, kakek harus mati ?" dengan cadel si anak bertanya.
"Yah, semua manusia harus mati, itu sudah ketetapan dari Allah." ayah menjawabnya sambil mengelus rambut si anak
"terus kalo kita mati, ngapain kita di kuburan yang sempit ini pa? kata si anak
Ayahnya terdiam kemudian menjawab "kalo adik taat sama Allah, adik pasti senang di dalam, kalo adik nakal adik pasti pingin keluar dari dalamnya."
Si anak bertanya lagi "Kapan kita akan mati pa?"
Ayahnya terdiam, kemudian menangis menyadari betapa dekatya dia dengan kematian, kemudian dia merangkul anaknya dan menjawab "segera kita akan mati".
Renungkanlah tujuan hidupmu
Wahai saudaraku pernahkah kita merenungi kapan kita mati?, bagaimana jika kita telah mati?, dan apa yang akan kita bawa untuk bekal kita mati? padahal Allah telah berfirman dalam QS Al-Anbiya [21]:1
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
QS Al-Anbiya [21] : 1
Allah berkata demikian pada seluruh manusia, berarti bayipun termasuk dalam pernyataan ini, ini berarti setelah kita keluar dari rahim ibu, Allah sudah berkata bahwa kematiannya sudah dekat. Kalau bayi saja dikatakan ajalnya sudah dekat, bagaimana dengan kita?, berapa sisa umur kita? dan apa yang telah kita lakukan pada umur kita untuk berbekal di hari penghitungan amal?

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal
QS Al-Baqoroh [2] : 197 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Serba Islam Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS